newsline.id — Jagat media sosial tengah dihebohkan oleh kisah inspiratif seorang siswa sekolah dasar yang berhasil menciptakan game edukasi berbasis kecerdasan buatan (AI). Bocah berusia 11 tahun tersebut, yang diketahui bernama Rafi Pratama dari SD Negeri 3 Bandung, sukses memadukan teknologi dan kreativitas untuk menghadirkan permainan yang tidak hanya seru, tetapi juga mendidik.
Menurut penuturan gurunya, ide membuat game ini muncul saat Rafi mengikuti lomba Coding for Kids yang diselenggarakan salah satu lembaga teknologi di Indonesia. Alih-alih membuat game biasa, Rafi justru berpikir bagaimana agar permainan bisa membantu anak-anak belajar sambil bermain.
“Saya ingin game-nya bisa ngajarin teman-teman berhitung dan mengenal hewan, tapi pakai AI biar bisa ngobrol juga,” ujar Rafi saat diwawancarai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Game yang diberi nama “EduQuest AI” ini menggunakan fitur pengenalan suara dan teks untuk berinteraksi dengan pemain. Saat anak-anak menjawab pertanyaan atau tantangan di dalam permainan, sistem AI akan menilai jawaban mereka secara real-time dan memberikan penjelasan tambahan jika salah. Menariknya, karakter utama game ini juga bisa menyesuaikan tingkat kesulitan sesuai kemampuan pemain.
Pihak sekolah mengaku bangga dengan prestasi Rafi. Kepala Sekolah SDN 3 Bandung, Ibu Lilis Suryani, menyebutkan bahwa pihaknya kini tengah menyiapkan program ekstrakurikuler coding dan robotika untuk mendukung potensi siswa seperti Rafi.
“Kami ingin anak-anak mengenal teknologi sejak dini, tapi tetap dengan nilai-nilai pendidikan dan karakter,” ujarnya.
Kisah Rafi pertama kali viral di platform X (Twitter) setelah seorang juri lomba memposting video demo game milik Rafi. Dalam waktu kurang dari 24 jam, video tersebut telah ditonton lebih dari 2 juta kali dan mendapat ribuan komentar positif dari warganet. Banyak yang menyebut Rafi sebagai “programmer cilik masa depan Indonesia.”
Menariknya, game buatan Rafi tidak sepenuhnya bergantung pada teknologi luar negeri. Ia menggunakan kombinasi model AI lokal open-source dan mesin logika buatan sendiri yang disusun menggunakan bahasa pemrograman Python. Meskipun sederhana, konsep ini menunjukkan kemampuan berpikir logis dan kreatif yang luar biasa untuk anak seusianya.
Pakar pendidikan digital, Dr. Anisa Haryanto, menilai karya seperti ini dapat menjadi terobosan penting dalam pembelajaran anak usia dini.
“AI bisa membantu anak belajar dengan cara yang menyenangkan dan adaptif. Jika dikembangkan dengan baik, game semacam ini bisa menjadi pelengkap pendidikan formal di sekolah,” ujarnya.
Rafi mengaku masih ingin mengembangkan game buatannya agar dapat dimainkan di smartphone dan tablet. Saat ini, versi awalnya masih berbasis desktop dan memerlukan koneksi internet. Ia juga berencana menambahkan fitur mode offline dan karakter guru virtual agar bisa digunakan di daerah yang akses internetnya terbatas.
Setelah viral, Rafi mendapat undangan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk mempresentasikan game-nya pada ajang Indonesia Digital Talent Kids 2025. Beberapa komunitas start-up edukasi juga sudah menghubungi pihak keluarga untuk memberikan dukungan teknis dan mentoring.
Kisah Rafi menjadi bukti bahwa inovasi tidak mengenal usia. Dengan dukungan yang tepat, anak-anak Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pencipta teknologi, bukan sekadar pengguna. Game “EduQuest AI” bukan hanya karya digital semata, tetapi simbol bahwa masa depan pendidikan berbasis teknologi sudah dimulai dari ruang kelas dasar. (********)









