Jakarta, dotNews.id – Langkah Ketua Komite Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang Mahfud MD, dalam mengusut tuntas kasus dugaan TPPU Rp349 triliun lingkup Kementerian Keuangan (Kemenkeu), mendapat dukungan ratusan guru besar dan doktor di sejumlah universitas di Indonesia.
Ratusan guru besar itu mendukung langkah Mahfud MD dan siap turun gunung dan membuat petisi kepada Menkopolhukam Mahfud MD untuk membongkar dan menuntaskan dugaan transaksi janggal Rp349 triliun.
Dalam penuturan yang dilansir poskota.co.id, para guru besar ini prihatin setelah menyaksikan jalannya rapat dengar pendapat antara Mahfud MD dengan Komisi III DPR RI yang digelar Rabu 29 Maret 2023.
Di mana rapat yang digelar selama delapan jam itu berlangsung panas antara Mahfud MD dan anggota dewan pun tak terhindarkan.
Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Iswandi Syahputra mengatakan, dukungan ratusan guru besar pada Mahfud MD penuh alasan dan sesuai dengan semangat para praktisi pendidikan yang menginginkan Indonesia bersih dari praktik korupsi.
“Apa yang disampaikan Pak Mahfud MD bersifat keluaran ya, tapi pasti punya pesan tersembunyi. Kan masih belum jelas dugaan TPPU dan bukan laporan korupsi. Nah pesan ini yang harus kami baca sebagai informasi penting bagi publik,” kata dia disitatย AKI Malam, Minggu (2/4/2023).
Lanjut dia, jika Mahfud MD sudah berani tampil menangkis semua pertanyaan dari anggota DPR, mereka menduga ada pesan yang sangat penting yang setara dengan keberanian tersebut.
Sehingga petisi dukungan ratusan guru besar ini dianggap sebagai momentum tepat untuk mendorong agar semua pihak terlibat dan membuka apa yang sedang disembunyikan dari Mahfud MD, dan juga apa yang sedang ditutup-tutupi oleh DPR dengan dana Rp349 triliun ini.
“Dana Rp 349 triliun itu cukup besar ya, bisa untuk membangun IKN. Kalau dikonversi ke uang kuliah tunggal (UKT) itu sudah jutaan mahasiswa yang bisa selesai studinya.
“Kami menangkap pesan sebenarnya Pak Mahfud sedang berjuang sendirian, dan tak akan kami biarkan dia berjuang sendirian. Keberanian Pak Mahfud itu harus didukung oleh publik, dan kami ingin mengisi ruang kosong moralitas,” tandas Iswandi.
Lebih jauh Prof Iswandi mengatakan, dukungan perlu diberikan pada Mahfud MD karena tidak banyak kasus besar yang bisa terungkap hingga tuntas di negeri ini.
Jika melihat momentum jelang Pemilu, dia juga menduga pasti akan banyak aktor, pihak, modus, yang terlibat dalam kasus ini jika ada upaya penjegalan.
“Di sinilah sebenarnya semua elemen harus bersatu menjadikan ini sebagai momentum untuk bersih-bersih agar Pemilu nanti juga berjalan dengan tetap bersih,” katanya.
Sejumlah guru besar diakui telah menginisiasi kampus-kampus dan perguruan tinggi untuk mengajak mendukung Mahfud MD dengan berbagai ekspresi yang bertanggung jawab.
“Dia tidak boleh dibiarkan berjuang sendiri, publik harus mendukungnya,” katanya.
Hingga kini dikatakan sudah ada 350 guru besar dan doktor dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan perguruan tinggi Indonesia yang dikatakan telah menandatangani dukungan pada Mahfud MD. Diharapkan ke depan pada langkah awal Komisi III bisa membentuk panitia khusus atau Pansus yang melibatkan berbagai elemen masyarakat terutama dari perguruan tinggi untuk bisa mengungkap kasus ini.
“Kami rasa lembaga-lembaga negara resmi harus mendengar suara-suara kebenaran ini, kami pada umumnya adalah orang-orang yang rindu kebenaran ditegakkan, salut dan kagum pada orang yang berani menyuarakan kebenaran. Dan Pak Mahfud adalah salah satu orang yang menurut kami bagian dari penyelenggara negara yang cukup berani mengungkap kebenaran,” pungkas Iswandi.(**)