Opini, dotNews.id – Deklarasi Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar telah merubah tatanan perpolitikan kita. Mencawapreskan Muhaimin atau Cak Imin yang konon demi memberi energi baru pada Anies Baswedan yang memang kurang diminati di Jawa Timur juga bicara tangan – tangan kuat terlibat di sana.
Namun suka tidak suka ini juga membuka pintu tawar Sandiaga Uno. Gagasan Sandi menjadi cawapres Ganjar misalnya, bisa saja makin menguat.
PDIP semakin sulit menjaring koalisi karena partai peserta pemilu sudah habis adalah alasan masuk akal itu.
“Bagaimana bila PDIP menolak?”
Bisa jadi akan muncul koalisi keempat Demokrat, PKS dan PPP. Tawar menawar Sandi capres dan AHY cawapres atau sebaliknya hanya syarat. Keduanya tidak sedang ingin mencari menang tapi menaikkan elektoral partainya masing – masing.
Ini masuk akal. Jabatan Sandi di PPP adalah Ketua Badan Pemenangan Pemilu PPP. Dan itu bicara tentang bagaimana dia harus membuat partai itu semakin besar. Dampak ikutan atau efek ekor jas pada sebuah partai yang mencalonkan presiden – wakil presiden adalah bukti yang sulit ditolak, kecuali pada Golkar.
Sandiaga Uno kelak akan menjadi Ketua Umum PPP yang punya keterwakilan di DPR secara signifikan misalnya, ini akan memberi peluang pada 2029 nanti. Ini juga lebih realistis.
Pun hal yang sama akan terjadi pada Demokrat. Partai mercy itu punya potensi rebound setelah dua kali berturut turut tidak lagi terlibat pencapresan.
Bila ini benar terjadi, pilpres tahun ini akan diikuti 4 pasangan. Ini seru dan mustahil hanya akan satu putaran.
Dan luar biasanya, di semua pasangan ada jejak pak Jokowi. Ada Muhaimin, Sandiaga Uno, “Ganjar” bahkan Prabowo yang adalah bagian dari pak Jokowi.(@Leonita_Lestari)