Newsline. Id Buol- Petani Jagung di kabupaten Buol mengeluhkan harga beli di tingkat petani relatif murah, di duga harga murah di mainkan Tengkulak sehingga hasil yang di peroleh setelah panen tidak seimbang dengan hasil pengeluaran selama melakukan perawatan hingga panen tiba. “selama ini kami belum menikmati hasil kebun jagung yang lebih baik karena harga murah dibeli tengkulak. “Ungkap Sulaiman petani jagung di Bokat pada media Newsline. Id sabtu (04/5/2024).
Ia mengatakan selama ini peran pemerintah kabupaten (pemkab) Buol tidak terlihat melakukan intervensi terhadap nilai jual jagung ekspor ini kepada pengusaha sehingga sebagian besar petani hanya bergantung pada tengkulak dengan harga beli lebih murah, demikian juga dengan dinas pertanian yang kurang menyiapkan bibit jagung kepada petani saat musim tanam sehingga harus membeli di luar dengan harga yang tinggi begitu juga dengan obat-obatan.”bagaimana kami bisa hidup dengan baik jika nilai jual jagung di beli dengan harga murah padahal secara nasional harganya di atas. Ujar Sulaiman
Menurutnya ada dua pengusaha di kabupaten Buol yang rutin membeli jagung patani yakni PT Java yang berlokasi gudang penampungan nya di Pelabuhan Leok kemudian Pengusaha Sido Semi kelurahan kampung Bugis . kedua Pengusaha pengumpul jagung petani di Buol ini tidak satu harga jika pembelian di PT Java contoh rp 4.500 perkilo maka pengusaha Sido Semi turunkan harganya menjadi rp 4.400 perkilo sehingga Para tengkulak yang bekerja sama dengan pengusaha ini memainkan harga lebih murah lagi kepada setiap patani jagung di desa-desa. Dan keduanya tidak berpatokan pada harga standar beli nasional pengusaha ini yang seenaknya mengatur harga sendiri dengan memperoleh keuntungan yang berlebihan dari petani jagung. “kami minta Pemkab Buol segera melakukan intervensi kepada pengusaha jagung yang memainkan harga lebih murah kepada petani. “Demikian Sulaiman (utham).