Kotamobagu,Newsline.id– Debat ketiga Pemilihan Walikota dan wakil walikota Kotamobagu yang berlangsung pada, Sabtu Sore (16/11/2024) di gedung DPRD Kota Kotamobagu, berakhir dengan ketegangan setelah Pasangan Calon (Paslon) NK-STA memutuskan untuk walk out.
Keputusan ini menarik perhatian publik dan mengundang kritik tajam terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kotamobagu, yang dinilai gagal mengendalikan jalannya debat.
Debat dengan tema “ sinergitas pembangunan daerah dalam memperkokoh NKRI berdasarkan kebangsaan” awalnya diharapkan menjadi ajang bagi masyarakat untuk menilai visi-misi dan program kerja ketiga paslon.
Pasangan calon Nayodo Kurnianwan – Sri tanti angkara (dikenal sebagai NK-STA) membuka debat dengan memaparkan visi misi melalui visualisasi.
Ketegangan mulai terlihat ketika Nayodo tidak di dampingi calon walikota STA menyampaikan kritikan kepada bawaslu dan KPU kotamobagu terkait surat protes Paslon NK -STA tidak di tanggapi dan merasa KPU tidak netral.
Nayodo mengungkapkan ketidakpuasannya pada acara tersebut. Pasalnya, ia merasa diposisikan dalam keadaan tidak setara dengan pasangan calon lainnya, terutama dalam hal penempatan posisi podium yang diberikan oleh KPU.
Nayodo dan timnya ditempatkan di posisi paling belakang, sementara pasangan calon lain mendapat tempat yang lebih strategis di depan.
Menurut Nayodo, tindakan ini jelas merupakan bentuk diskriminasi yang tidak bisa diterima, terutama dalam sebuah acara yang seharusnya memperlakukan semua pasangan calon secara adil dan setara.
“Kami datang ke sini untuk berdiskusi secara terbuka dengan masyarakat, tapi kami merasa sudah diperlakukan tidak adil sejak awal. Penempatan posisi yang sangat belakang ini seakan-akan ingin membungkam suara kami,” ujar Nayodo dengan nada tegas.
Penulis : Ronniy Bonde