Jakarta, dotNews.id – Metal Exchange, bursa perdagangan komoditas logam di London, Inggris, pada hari ini, Selasa (08/03/2022), menangguhkan perdagangan nikel setelah lonjakan harga yang belum pernah terjadi sebelumnya, dikutip dari Bloomberg, yang di lansir CNBC Indonesia, Selasa (08/03/2022).
Harga nikel pada perdagangan Selasa (08/03/22) siang waktu Indonesia telah melonjak 250% dalam dua hari berturut-turut mencapai di atas US$ 100.000 per ton.
Lonjakan harga nikel ini membuat para pialang berjuang untuk membayar margin call terhadap posisi yang tidak menguntungkan.
Langkah ini muncul karena investor dan industri yang telah menjual logam tersebut berebut untuk membeli kembali kontraknya setelah harga awalnya reli di tengah kekhawatiran tentang keterbatasan pasokan nikel dari Rusia.
Kondisi itu akan membangkitkan kenangan akan periode tergelap LME, yakni “Krisis Timah” pada 1985, yang menyebabkan bursa menangguhkan perdagangan timah selama empat tahun dan mendorong banyak pialang keluar dari pasar.
Itu didorong oleh runtuhnya Dewan Timah Internasional, sebuah badan yang didukung oleh 22 pemerintah yang runtuh ketika tidak bisa lagi menopang harga timah. “Ini adalah yang kedua setelah krisis timah,” kata Malcolm Freeman, seorang pialang di Kingdom Futures yang memulai karirnya di LME pada tahun 1974, dikutip dari Bloomberg, Selasa (08/03/22).
“Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan, dan firasat saya adalah bahwa mereka kemungkinan akan membatalkan perdagangan hari ini juga,” tutupnya.(*)