Jakarta, dotNews.id – Analisa pengamat politik Refly Harun, terkait pertemuan Luhut Binsar Pandjaitan dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, bahas terkait pencapresan Anies Baswedan dan reshuffle.
Refly pun menilai, Menteri Kemaritiman dan Investasi itu mendatangi markas NasDem, ada langkah melobi Surya Paloh Cs agar tak jadi mencalonkan Anies di kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Dia menduga, Istana menawarkan mahar dua opsi buat Paloh, yakni mundur dari pencapresan Anies atau menterinya yang kena gusur dari Kabinet Indonesia Maju.
“NasDem adalah satu-satunya partai yang masih ‘mungkin dilobi’ oleh kekuasaan Istana agar meninggalkan Anies Baswedan,” ujarnya dalam kanal YouTube Refly Harun, dikutip tajukpolitik.com, pada Kamis (16/3/2023).
Menurutnya, langkah NasDem tentu menjadi pertaruhan, sebab jika mereka mundur dari Koalisi Perubahan dan mundur dari pencapresan Anies, maka mantan Gubernur DKI itu dipastikan gagal maju sebagai calon presiden (capres), sebab PKS dan Demokrat tak cukup suara jika hanya mengusungnya berdua.
“Jika seandainya NasDem gentar dengan kerekatan Luhut Pandjaitan ini, maka Anies tidak bisa dicalonkan sebagai presiden, karena partai-partai lain sudah di bawah ketiak kekuasaan semua,” tandasnya.
Refly menilai, bukan tak mungkin apabila Istana melakukan cara-cara tertentu agar bisa mencegah pencalonan Anies.
“Istana bisa saja melakukan segala cara agar Anies tak bisa dicalonkan sebagai presiden pada perhelatan 2024 nanti. Jadi walaupun sekarang terlihat solid, tapi digoyang terus,” sambungnya.
Dia menambahkan Istana, bakal berpesta pora apabila nantinya Anies gagal maju sebagai capres.
“Ngeri-ngeri sedap juga, karena kalau Anies tidak bisa dicalonkan, Istana akan berpesta pora pastinya. Kalau NasDem bisa ditarik, artinya Anies tidak bisa maju dengan PKS dan Demokrat saja,” tandas Refly.
Pertemuan Menko Luhut Binsar Pandjaitan dengan Ketum NasDem Surya Paloh menurut Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief tidak akan mengganggu Koalisi Perubahan.
“Namanya juga upaya, kalau memang mau mendekati, silahkan saja, namanya upaya kan,” ujar Andi pada Selasa (14/3) lalu.
Namun demikian, Andi juga meyakini, tiga partai dalam koalisi yakni Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan setia.
Tiga petinggi partai ini terus berkomunikasi secara intensif. Sehingga, gangguan apapun tidak akan memecah kerja sama mereka.(**)