NEWSLINE-Pilkada 2024 menjadi momentum besar bagi rakyat Bolaang Mongondow Utara untuk mengubah arah kepemimpinan daerah. Ketidakpuasan terhadap kepemimpinan sebelumnya terlihat jelas, baik dari kritik terhadap kebijakan maupun suara protes yang menginginkan figur baru yang tidak berasal dari koalisi partai petahana. Namun, tantangan besar muncul ketika isu perubahan justru terbagi daripada bersatu.
Tiga pasangan calon yang masing-masing membawa narasi perubahan seharusnya menjadi kekuatan besar untuk menantang dominasi petahana. Sayangnya, ego politik menghalangi kemungkinan konsolidasi suara. Setiap kubu bersikukuh bahwa kandidat mereka adalah pilihan terbaik, tanpa memikirkan dampaknya terhadap peluang kemenangan. Akibatnya, suara perubahan terpecah dan kehilangan daya saing untuk melawan kekuatan status quo.
Hasil akhirnya pun terlihat: meski hanya sekitar 30-an persen masyarakat yang memilih koalisi partai petahana, mereka tetap keluar sebagai pemenang. Mayoritas suara, yang sebenarnya menginginkan perubahan, tersebar di tiga pasangan calon tanpa menghasilkan kekuatan signifikan. Ini menjadi bukti bahwa perubahan yang diinginkan rakyat tidak terakomodasi karena kurangnya persatuan di antara kubu-kubu yang membawa isu perubahan.
Penulis : Alan Vadlan