Opini, dotNews.id – Bukan hanya mendukung beliau bahkan terlibat dalam kampanye pemenangan Pemilihan Presiden 2014 untuk Jokowi dan Jusuf Kalla. Lebih dari itu, dia juga masuk dalam tim transisi.
Entah kenapa, kini setelah 10 tahun berlalu, berbeda dengan menantunya, Hendropriyono justru memilih berada dalam satu barisan pendukung Prabowo.
Pun Yenny Wahid. Putri almarhum Gus Dur ini pada 2018 secara benderang menyatakan dukungannya ke pasangan Jokowi – Ma’ruf. Sama seperti pak Hendropriyono, setelah 5 tahun berlalu, Yenny pun merapat ke Prabowo
Ketika pertanyaannya adalah kenapa Prabowo, inilah fakta kekinian yang patut kita bilang sebagai fenomena. Kita tak kuasa menolak apalagi menghakimi fakta itu. Ada puluhan analisa dapat kita cari sebagai rujukan, tapi fakta sebagai kejadian bahwa dulu yang berseberangan kini merapat, telah terpampang di hadapan kita.
Bila Budiman Sudjatmiko sedemikian rupa bisa menciptakan gelombang besar dan gemuruh suara yang dihasilkannya membuat negeri ini larut, dua orang terakhir ini juga memberi efek dramatis yang tidak kecil. Perubahan memang sedang terjadi.
Bukan tiba – tiba bisa disimpulkan bahwa Prabowo lebih baik dibanding capres yang lain, ini tentang tema Persatuan Nasional yang dipantik oleh seorang Budiman yang memang sudah saatnya menjadi tema besar bangsa ini menjelang pilpres 2024.
Hanya dengan bersatu bangsa ini mampu mengarungi ‘ketidakpastian global’ dimana hal tersebut memang benar telah menjadi ancaman menakutkan bagi seluruh bangsa di dunia.
Budiman, Hendropriyono dan Yenny bukan yang pertama apalagi yang terakhir. Tapi yang pasti, mereka mampu memantik gelombang baru, gelombang Persatuan Nasional itu sediri.(@Leonita_Lestari)