BUOL, NEWSLINE. ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten buol provinsi Sulawesi Tengah saat ini sudah memilki alat pendeteksi gempa bumi yang terkoneksi langsung dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Pusat nama alat tarsebut”Receiver System Ina Tews “ mampu memperlihatkan pergerakan getaran bumi di seluruh wilayah Indonesia yang menimbulkan bencana alam dalam waktu yang singkat hal itu di sampaikan kepala Badan (Kaban) Moh Kacfhi Marzuni pada Media ini Jumat (4/10/2024).
Ia menjelaskan kelebihan alat ini dapat memperlihatkan kejadian gempa di seluruh wilayah Indonesia termasuk di buol yang mampu mendeteksi ketika terjadi gempa bumi maupun sunami, sehinggai dapat membantu menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu singkat. Demikian juga masyarakat tidak panik melakukan evakuasi menyelamatkan diri menghindari terjadinya bencana yang lebih besar.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“alat ini bekerja setiap detik mendeteksi setiap kejadian gempa dan berbunyi meraung-raung seperti sirene. “ ungkap Kaban Moh Kacfhi.
Adapaun inovasi yang akan di lakukan BPBD buol kedepan Untuk memudahkan pemerintah Desa camat dan masyarkat mengetahui adanya kejadian gempa pihaknya akan membuat group aplikasi yang di beri nama si MOOINGGAT artinya si Cepat, aplikasi group ini nantinya akan mengundang pemerinta kecamatan kelurahan dan desa untuk bergabung sehingga ketika ada kejadian BPBD bekerja sama dengan BMKG akan memberikan informasi secara cepat melalu8 group tersebut untuk di sebarkan kepada masyakarat secara luas.
“.group ini nanti akan memudahkan kita memberikan informasi ke seluruh kecamatan dan desa ketika terjadi gempa bumi. “ujar Moh Kacfhi
Ia berharap kepada seluruh pemerinta kecamatan dan desa agar membuat peta jalur evakuasi bekeordinasi dengan BPBD karena yang mengetahui jalur untuk evakuasi warga jika terjadi bencana ada pada peta BMKG, sehingga tim reaksi cepat (TRC) cepat bertindak untuk melakukan langka-langka evakuasi bencana.
“kalau kelemahan kami di kabupaten semua kendaraan operasional rusak tidak ada yang berfungsi dengan baik, demikian juga anggota tim TRC yang saat ini berjumlah 9 orang padahal idealnya harus 30 orang masih jauh dari kabupaten lain di sulteng.. “Pungkas Kaban Moh Kacfhi Marzuni. (Utham).