Bolmut, dotNews.id – Kalangan masyarakat Bolmong Utara (Bolmut) kembali mengeluh, soal prasyarat pengisian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, di SPBU Boroko Bolmut.
Pasalnya penggunaan sistem barcode dinilai menambah panjang antrian kendaraan untuk mengisi BBM jenis Pertalite ini. Akibatnya, banyak waktu masyarakat harus tersita.
“Standarisasi penggunaan barcode justru banyak memakan waktu, sebab kami harus mengantri dengan waktu berjam-jam,” ungkap Saiful, masyarakat Bolmut, saat mengantri di SPBU Boroko, Jumat (18/8/2023).
Dikatakan, herannya lagi dalam peraturan Pertamina jelas-jelas dilarang mengaktifkan hand phone, untuk pengisian BBM di SPBU, namun mengapa itu justru berbalik arah, pihak SPBU membolehkan untuk mengaktifkan hand phone.
“Ini justru membahayakan masyarakat, bagaimana kalau terjadi insiden kebakaran saat pengisian BBM, siapa yang akan bertanggung jawab,” ujarnya.
Ditempat yang sama juga disampaikan Jufri Makalungsenge, yang menyayang sistem pengunaan barcode bukan malah membantu masyarakat justru lebih menyusahkan masyarakat.
“Mungkin sistem barcode ini untuk meminimalisir penyalahgunaan BBM bersubsidi, namun tetap saja sama, pihak SPBU Boroko tetap melayani pengisian dengan menggunakan galon yang bahkan diduga berulang – ulang kali,” tambahnya.
Menanggapi hal ini, salah operator pengisian BBM di SPBU Boroko mengatakan, persyaratan ini sudah menjadi ketetapan Pertamina dan pihaknya hanya menjalankan instruksi tersebut.
“Kami disini hanya menjalankan aturan,” singkatnya, sembari meneruskan tugasnya melayani pengisian BBM.(rap)